Pages

Subscribe:

Jumat, 17 April 2015

Warna : Psikologi Warna {Desain Tata Ruang}

Banyak yang meyakini warna memiliki bahasanya sendiri yang mampu menstimulasi perasaan dan emosi spesifik. Sebagai contoh, warna bendera setiap negara memiliki makna historis dan patriotis sendiri-sendiri. 
Menurut Mudie & Cottam (1999) dalam Tjiptono dan Candra (2011:141) di dalam sebuah warna terkandung tiga unsur pokok :
  • Hue (corak warna) yaitu nama suatu warna seperti merah, biru, hijau, kuning
  • Value (nilai warna) yaitu terang atau gekapnya suatu warna.
  • Chroma yaitu intensitas kekuatan atau kemurnian warna.
Warna mempengaruhi perasaan dan tindakan setiap orang (Craig-Lees, et al, 1995). tidak semua warna berdampak sama pada semua orang. Sebagian besar warna justru menghasilkan respon berbeda-beda. Warna pada spektrum yang lebih terang (warm) menyebabkan kelenjar di bawah otak memproduksi adrenalin. Karenanya, eksposur pada warna merah menyebabkan orang lebih aktif secara fisik.  Eksposur pada warna yang lebih cool seperti biru dan hijau menghasilkan dampak yang sebaliknya yaitu berkurangnya aliran adrenalin. Oleh sebab itu, warna-warna tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dalam ruangan kerja, menimbulkan kesan rileks dan meningkatkan nafsu makan ketika makanan dihidangkan (Tjiptono dan Candra, 2011:141).
Berdasarkan riset selama beberapa tahun yang hasilnya dibukukan dalam The Colour Eyes, Cumming dan Porter (dikutip dalam Mudie & Cottam 1999) mengungkapkan sejumlah wawasan penting mengenai psikologi warna, diantaranya :
  • MERAH merupakan warna api dan gairah. Warna merah menggambarkan aktivitas, energi dan kegembiraan. Oleh sebab itu, warna ini banyak digunakan para perancang interior untuk menambah tingkat kenyamanan unheated rooms dan merancang desain restoran (khususnya restoran siap saji).
  • ORANGE  merupakan warna yang bisa menambah semarak perilaku sosial, membangkitkan semangat dan mengurangi rasa permusuhan dan kemarahan.
  • KUNING  merupakan warna yang dipandang memiliki dua dampak kontradiktif. Di satu sisi,  warna ini dinilai bisa memberikan dampak stimulatif saat orang membutuhkan konsentrasi. Namun sebaliknya, jika warna ini digunakan terlampau banyak, ada kemungkinan orang menjadi stress.
  • HIJAU merupakan warna yang melambangkan kealamiahan atau keasrian dan diyakini membawa kesan tenang. Warna ini sangat sesuai untuk tempat-tempat yang membutuhkan situasi santai untuk istirahat. Bersama warna biru, warna kuning bisa membangkitkan nafsu makan sehingga cocok untuk desain rumah makan.
  • BIRU  merupakan warna yang melambangkan wibawa dan secara tidak langsung menyiratkan kearifan, kebijaksanaan dan kebenaran. Warna ini sangat ideal untuk digunakan di dunia perbankan.
  • UNGU merupakan warna yang dinilai secara psikologis "kompleks" atau ruwet. Sebuah penelitian di Swedia menunjukkan bahwa warna ungu merupakan warna yang paling tidak disukai untuk dipakai dalam sesain tata lingkungan. 
Sumber : Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregory. 2011. Service, Quality and Satisfaction Edisi 3. Yogyakarta : ANDI.